Dari beberapa museum tersebut entah mengapa hati saya tertarik untuk memasuki Museum Seni Rupa & Keramik (Fine Arts & Ceramics Museum). Seolah-olah museum tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Dari luar bangunannya tampak megah dengan desain ala Belanda - Betawi (sotoy). Memasuki lobby museum terdapat pilar-pilar besar dan tinggi, khas bangunan eropa. Namun bentuk jendela dan lampu yang dipasang mengingatkan akan film Si Doel Anak Betawi. Makanya saya bilang desainnya ala Belanda - Betawi.
Lobby depan museum berlantai ubin hitam dan cukup luas, di bagian tengah terdapat patung pahlawan berbentuk torso. Di sebelah kiri lobby dapat kita temui pintu hijau besar yang merupakan main enterence ke dalam museum. Tiket dapat dibeli persis di depan pintu masuk, harga tiketnya hanya 5000 rupiah/ orang dewasa. Muraaaaahh kan!! Kalau untuk anak-anak tentu lebih murah (sekitar Rp 2500-3000).
Sayangnya, walaupun tiket masuk museum tergolong murah, namun minat masyarakat untuk berwisata ke museum masih minim. Hal ini juga diakui petugas tiket di museum tersebut, pada hari biasa hanya beberapa orang saja yang mengunjungi museum.
Sepinya minat masyarakat untuk datang ke museum terbukti. Ketika saya masuk ternyata sayalah satu-satunya pengunjung disitu. Tidak ada pengunjung lain. I'm alone in the museum!
Melanjutkan langkah ke dalam museum, ternyata dalemnya ga sekuno yang saya bayangin. AC di dalemnya sejuk banget (Alhamdulillah bisa ngadem!). Ruang pamernya juga ditata apik dan modern lengkap dengan CCTV. Di dinding serta lantai museum juga ada informasi yang ditempel untuk membimbing pengunjung saat jalan-jalan di museum. Pengelolaan museum saat ini sudah lebih baik menurut saya.
Benda-benda yang dipajang di museum ini berupa lukisan, patung, perhiasan, totem kayu, serta perabot keramik dari berbagai jaman. Di setiap lukisan dan item yang dipajang juga dilengkapi dengan informasi dan asal-usulnya. Namun beberapa lukisan yang dipajang bukanlah yang asli, melainkan foto yang dicetak ke ukuran besar. Walaupun begitu, nilai histori dan edukasi tetap bisa kita hirup dari museum yang memperoleh nominasi museum terbaik tahun 2012 ini.
Di museum ini ada 9 ruang pamer. Tapi sayang, saya tidak mengunjungi semuanya karena takut blusukan sendirian di dalam museum yang lagi sepi ini. Entah kenapa terasa horor aja! (Tapi tetep masih lebih horor Lawang Sewu, sih!). Kalo balik lagi le museum ini saya ingin ke lantai 2 nya, karena belum sempat jalan kesitu. Hehehee..
Di museum ini ada peraturan bahwa kita tidak boleh memotret (di setiap museum gitu sih). Dan karena saya mematuhi aturan tersebut makanya yang dipost cuma foto depan gedungnya saja, itu juga ngambil dari google koq.
Lewat museum ini kita dapat menyimak karya maestro seni rupa tanah air, sekaligus mengetahui tentang perjalanan hidup mereka.
Beberapa koleksi yang disimpan museum ini juga ada yang berasal dari Cina dan negara lainnya.
Kalau jalan-jalan di Jakarta jangan lupa ya untuk memasukkan Museum Seni Rupa & Keramik dalam list kunjungan Anda. Lokasinya berada di bagian timur Kota Tua, dan bisa diakses dengan mudah via kereta/commuter line karena letaknya yang sangat dekat dengan Stasiun Jakartakota. Selain menambah wawasan, jalan-jalan ke museum dapat memberi nuansa berbeda dalam pengalaman wisata Anda!
See you around the road!
Komentar
Posting Komentar